Setelah melewati sepekan, film Ghost Diary yang tetap bertahan membuktikan bahwa film dengan genre horor masih menarik di bioskop Semarang. Padahal menurut kofindo film ini kurang greget, lantas mengapa film ini tetap dipertahankan? Berikut reviewnya.
Berdurasi 76 menit, film besutan sutradara Aris Martin tidak banyak membawa nama-nama pemain yang terkenal. Hanya ada Dea Annisa yang punya reputasi sebagai idola cilik waktu dulu. Selebihnya, wajah-wajah baru dan kurang begitu terkenal menjadi pemandangan bagi mereka yang menonton.
Horor yang selalu dinanti
Sebenarnya banyak kategori horor yang kadang kurang menarik. Khusus buat film Ghost Diary, pengambilan judul yang mampu menarik penonton, film ini juga menyasar segmen remaja yang berusia 17 tahun keatas. Dimana segmen ini sedang naik-naiknya dalam Industri film tanah air.
Mereka tidak mementingkan seperti apa kualitas film yang ditonton, karena genre horor, datang bersama teman-teman, pasangan maupun berkelompok menjadi sesuatu yang lebih asyik. Horor memang selalu memberi efek kejut, dan benar-benar menguras perasaan karena rasa takut. Dan itulah mereka menyukainya.
Asrama sekolah
Lokasi yang digunakan dalam film ini tidaklah begitu banyak. Mereka fokus dalam sebuah gedung yang dibuat sebagai asrama dan terhubung dengan sekolah.
Bangunan yang membuat serem, tangga-tangga yang jadoel, kamar gelap yang menyimpan misteri dan perubahan waktu dari siang ke malam yang membuat penonton seolah tidak diberi peluang untuk bersenang-senang.
Sumber gambar : google image
Cerita yang punya maksud
Film horor Indonesia selalu memiliki maksud dan tujuan. Sama yang diceritakan dalam film ini, dimana benang merahnya adalah tentang bullying atau kekerasan terhadap junior.
Karena tidak tahan permasalahan yang terjadi, seorang siswi akhirnya memutuskan bunuh diri dan menjadi hantu gentayangan. Pada akhirnya, semua diselimuti rasa takut dan rasa penasaran, mengapa hantu ini selalu muncul. Alur yang dibawa juga kadang maju mundur.
Pemain good looking
Selain Dhea, pemain muda yang menghiasai film ini memiliki paras yang cantik-cantik. Apakah mereka selanjutnya akan terus menghiasi dunia film tanah air atau sampai di sini.
Untuk aktor pria, film ini membawa Ajun Perwira yang biasanya kofin lihat di film-film dengan genre horor komedi. Porsinya tidak banyak dan baru hadir setelah 30 menit film ini diputar. Kesemuanya punya unsur good looking tentunya.
Soal gambar
Ini pertama kalinya kofin melihat gambar diambil dengan kamera dengan fitur fish eye. Entah maksudnya apa, yang jelas gambar yang dihasilkan tidak berpengaruh sama sekali.
Ada pula kamera drone yang ternyata cukup banyak digunakan meski lokasinya hanya sebuah asrama. Lainnya, sudah lumayan untuk sisi gambar.
...
Dari segi cerita, film Ghost Diary sebenarnya kurang greget dan kurang. Ya, seperti sebuah tren sekarang dimana cerita sekarang adalah nomor 2, film horor tetaplah punya sisi disukai seperti ketegangan, kecemasan dan rasa lega setelah melewati alur cerita.
Mengapa film ini dapat bertahan lebih dari sepekan di bioskop Semarang, tentu ini lebih karena pasar penonton di Semarang yang cenderung banyak dikuasai generasi muda. Lupakan soal cerita, tapi siapa yang diajak untuk duduk berdua disamping menemani.
*Hingga tulisan ini dibuat, film Ghost Diary masih bertahan dengan jumlah pemutaran yang masih full (15/4/2016). Rilis di bioskop tanggal 7 April.
Artikel terkait :
...
Informasi Kerjasama
Hubungi lewat email dotsemarang@gmail.com
Atau klik
DI SINI untuk detail lebih lengkap
kurang greget iya mas, gak jadi deh, nontonnya, niatnya ntar malem mau nonton
ReplyDeleteCara Pemesanan Ace Maxs