G20 Empower ?

Apa hubungannya antara G20 dengan G20 Empower? Kami sedikit mencerna dulu karena sudah terlibat acara media talk yang dibagiin Xl Axiata di grup Semarang yang diadakan hari Jumat kemarin (11/3/22) lewat Zoom. Menarik sih bisa ikut melihat, tapi??

Semakin ke sini, kami mengerti bahwa ini bukan topik yang kami mengerti. Setelah bulan lalu mengikuti acara yang kurang lebih sama, tentang W20 Indonesia, kali ini nambah lagi tentang G20 Empower. 

Yang terbiasa dengan topik ini tentu ini tidak asing dan malah mudah memahami. Apalagi berbarengan dengan forum internasional yang dipromosikan besar-besaran tahun ini.

Jadi, G20 Empower mengutip website asiapulppaper.com, adalah aliansi yang diluncurkan pada Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Osaka, Jepang pada tahun 2019. 

Tujuannya adalah untuk membangun dan mendukung jejaring sektor swasta di negara-negara anggota G20 dalam mengidentifikasi tantangan dan mendukung kemajuan kepemimpinan perempuan di sektor swasta.

Apa hubungannya dengan G20?

Pembahasan tentang perempuan menjadi isu utama yang paling banyak diangkat. Sama seperti artikel sebelumnya yang juga banyak membicarakan isu tentang perempuan, terutama di sektor swasta dan pemerintahan.

Lewat G20 Empower, Kementerian PPPA bersama dengan XL Axiata dan IWAPI memberikan dorongan (focal point) dalam mempromosikan pentingnya kepemimpinan perempuan dalam dunia usaha.

Melalui aliansi ini Indonesia ingin mempromosikan praktik baik dari perusahaan maupun pemerintah dalam mendorong kepemimpinan perempuan.

Chair G20 Empower Yessie D. Yosetya yang membuka pertemuan mengatakan, secara global, memang terjadi peningkatan setiap tahunnya untuk keterwakilan perempuan pada level pengambil keputusan di sektor swasta maupun publik, tetapi belum cukup memberdayakan perempuan sendiri.

Lima indikator pengukur KPI yang telah ditetapkan pada G20 EMPOWER presidensi 2021 di Italia yang lalu adalah 

  1. Kontribusi tenaga kerja perempuan, peran perempuan dalam promosi
  2. Kesenjangan pembayaran upah
  3. Kontribusi perempuan dalam jajaran Dewan Direksi perusahaan, dan 
  4. Peran perempuan terkait pekerjaan teknis.

"Kelima indikator ini ditargetkan dapat tercapai 100 persen di seluruh negara anggota G20 pada tahun 2025 yang akan datang," katanya.

Sedangkan Rinawati Prihatiningsih selaku Co-Chair G20 EMPOWER juga menjelaskan sejalan dengan arahan Presiden RI, kegiatan G20 tidak sebatas acara seremonial. 

Untuk itu, G20 EMPOWER membuka kesempatan bagi setiap pemangku kepentingan untuk bersama-sama bersinergi mendorong aksi nyata dan membuat terobosan sesuai visi dari G20 EMPOWER.

Kegiatan G20 EMPOWER di tahun 2022 terdiri dari tiga perundingan atau plenary khusus untuk para delegasi G20. Diawali dengan Initial Meeting di bulan Januari. Kemudian, ada empat kali co-chair meeting; empat kali side event untuk umum dan para pemangku kepentingan yang terdiri dari Program Ciptakan Tempat Kerja yang Lebih Aman, Peranan Perempuan dalam UKM di Revitalisasi Ekonomi, Membangun Kembali Produktifitas Perempuan pasca Pandemi; CEO Forum; tiga kali capacity building untuk para G20 EMPOWER advocates dan POC; dua bazaar UKM dan fieldtrip; delapan webinar, sebelum handover Keketuaan G20 Indonesia ke India di bulan November,” ungkapnya.

Seluruh rekomendasi yang dihasilkan dari G20 EMPOWER nantinya diharapkan dapat menghasilkan implementasi terbaik yang diberlakukan di sektor swasta dan publik. 

Lebih jauh, memudahkan negara anggota G20 untuk memonitor implementasi KPI tersebut serta mendorong percepatan pencapaian target agar semakin banyak perempuan yang memiliki peran strategis sebagai pengambil keputusan.

Sumber referensi: xlaxiata.co.id

Artikel terkait :

Comments

Popular posts from this blog

Sego Bancakan Pawone Simbah, Tempat Makan Baru di Kota Lama Semarang

Review : Gunakan Layanan Maxim Life Massage & SPA

Apakah Shopee Video Bisa Unggah Video dari Komputer?

Berapa Tarif Parkir Inap di Bandara Ahmad Yani Semarang Tahun 2022?

Kenapa Paket Xtra Combo Flex Tidak Ada di Aplikasi MyXL ?