Akhirnya Kain Penutupnya Dibuka, Seperti Apa Patung yang ada di Museum Kota Lama

Tidak ada foto-foto yang bisa kami bawa di bulan April kemarin. Namun bulan ini (Mei), patung yang beberapa bulan ditaruh di depan ruangan utama Museum akhirnya dibuka juga kainnya. Seperti apa bentuk patung karya seni tersebut?

Terakhir kali memposting artikel di blog dotsemarang sendiri tentang Museum Kota Lama adalah setahun lalu. Namun tiap bulan, kami tetap memperbarui di blog lainnya yang berhubungan dengan foto. Tetap update, pokoknya. 

Sudah ada sejak awal tahun 2021

Kami pikir itu adalah patung karena bentuknya yang besar dan tinggi. Atau disebut apa, kami kurang mengerti soal ini.  Karena masih ditutupi, kami tidak tahu seperti apa bentuk dan visualnya.

Namun setelah kurang dari 5 bulan, Mei ini, kain penutup berwarna merah yang selama ini menutupi sudah dibuka. Dan patung itu bukanlah apa yang kami bayangkan. Itu adalah sebuah karya seni.

Terinspirasi dari situs Benteng Amsterdam Bastion

Saat kami bagikan di Instagram, antusiasnya sangat tinggi (baca like/love) dibanding beberapa minggu belakangan tiap kami bagikan postingan di akun dotsemarang.

Dari depan kejauhan, bentuknya seperti segitiga banyak sisi. Tidak ada gambaran orang atau tokoh yang kami bayangkan. Setelah melihat dari dekat dan membaca info yang terpasang di depan kotak hitam sebagai tempat berdirinya karya, ternyata?

Karya tersebut bernama Dipta Dipa, koreksi kami bila salah. Dibuat oleh Yani M Sastranegara, yang dikenal sebagai pematung terbaik Indonesia. Sebagian orang mungkin sangat mengenalnya lewat karya-karya seninya.

Bentuk karya tersebut, seperti disebut sebelumnya terinspirasi dari Benteng Amsterdam, berbentuk mata panah. Sebagai tolak gagasan visualisasi karya.

Dengan tinggi keseluruhan 450 cm, visualisasi gagasan karya yang berdaya tafsir dan simbolis ini dimaksudkan memperkuat kesan memorial-monumental berlatar perjalanan sejarah di wilayah Bubakan, Kota Lama Semarang.

Bahwa kejadian-kejadian pada masa lampau, kini dan masa datang adalah sebuah siklus alamiah. Sebuah misteri, yang hanya dapat ditangkap, dicerna intuisi, tersirat tanda, isyarat yang dicitrakan sebagai tafsir makna daya hidup dan berkehidupan.

Yang berlanjut, tumbuh kembang, meninggi meningkat, menghadirkan harapan akan langkah-langkah di masa depan yang indah, gemilang dan seimbang.

...

Kami selalu mengikuti perkembangannya, meski sempat absen di bulan April. Kira-kira, kapan selesai seluruh bangunanan museum yang bakal jadi ikon baru di Kota Semarang ?

Artikel terkait :

Comments

Popular posts from this blog

Sego Bancakan Pawone Simbah, Tempat Makan Baru di Kota Lama Semarang

Berapa Tarif Parkir Inap di Bandara Ahmad Yani Semarang Tahun 2022?

Review : Gunakan Layanan Maxim Life Massage & SPA

Parkir di DP Mall Kini Hanya Melayani Pembayaran Non Tunai

Apakah Shopee Video Bisa Unggah Video dari Komputer?