Mencoba Sensasi Aktivitas River Tubing di Sungai Muncul Banyubiru

Akhirnya kami mengalahkan kekhawatiran kami yang selama ini memiliki trauma dengan permainan air. Sensasinya semakin bertambah kala ban yang kami naiki terus berjalan mengikuti aliran sungai. Beberapa rekan yang mengikuti pun tak ragu mengeluarkan ekspresi menyenangkan kala itu. Sungguh, ini menyenangkan sekali.

Setelah menyaksikan acara Rawa Pening Performing Art 2021, perjalanan kami dilanjutkan menuju lokasi kedua, yaitu Muncul River tubing di Banyubiru yang merupakan kecamatan di Kabupaten Semarang.

Kegiatan ini masih dalam rangka #FamtripKabSmg2021 yang dilaksanakan tanggal 28-29 Oktober. Detailnya di sini. Jadi, kami tidak sendiri tentunya.

Paparan dan makan siang 

Tidak ada kotak makan siang kali ini, tapi hidangan dari restoran Muncul River Tubing. Tempatnya ternyata menggabungkan lini bisnis yang kebanyakan dilakukan pelaku wisata.

Kendaraan rombongan kami parkir di halaman masjid. Untuk menuju lokasi utama, kami harus menyeberang jalan. Jadi harus berjalan kaki beberapa puluh meter.

Restoran di sini mengusung konsep semi outdoor dengan kolam ikan sebagai pemanis tampilan. Sayang, saat makan siang di sini tidak ada menu ikan yang bisa disantap.

Makanannya enak-enak atau perut kami saja yang sudah tidak bisa menahan lapar. Sesaat usai menikmati hidangan, pengelola Muncul River Tubing menyapa kami. Nama beliau adalah Yazid Khairil Aziz. Beliau memaparkan tentang Muncul River Tubing yang sudah ada sejak tahun 2013.

Saat pandemi, bisnis wisatanya sangat terpengaruh. Sempat buka bulan Mei yang sebelumnya tutup di tahun 2020, pada akhirnya tutup kembali dan sekarang, lumayan bernafas lega sejak bulan September. 

Nanti kami ceritakan lebih banyak tentang Muncul River Tubing di halaman berikutnya.

Pertama kali berwisata tubing

Membaca dokumen yang dibagiin sebelum jadwal keberangkatan, kami langsung googling tentang river tubing. Ternyata wisata air yang mirip rafting. Hanya saja river tubing menggunakan ban dalam mobil truk.

Pengelola yang berbicara di hadapan kami

Kami terus meyakinkan diri bahwa kegiatan wisata air yang memacu adrenalin ini lebih aman daripada rafting. Ya, kami memutuskan untuk mengikuti dan mengganti pakaian yang sudah diberitahukan dari awal kegiatan famtrip oleh panitia untuk membawa pakaian lebih.

Untuk keselamatan selama kegiatan, pengelola sudah menyediakan helm dan pelampung. Bisa dilihat dari warna yang kami gunakan.

Setelah turun ke air dan mengambil ban masing-masing, kami mendapatkan intruksi dari pemamdu yang akan menemani kami selama kegiatan. Pemandu menjelaskan mulai dari rute, bagaimana cara naik ban, dan tentunya mengabadikan dokumentasi kami.

Maklum saja, kami memang sebaiknya tidak membawa perangkat gadget kami selama kegiatan. Selain karna berada di air, juga demi keselamatan.

Yang ditunggu tiba juga. air yang dingin sudah dirasakan kaki mulai menyerap ke tubuh saat mulai duduk di ban yang kami gunakan. Karena mengikuti arus air yang mengalir, ban seluruh peserta mulai berjalan beriringan.

Seperti anak-anak yang menemukan mainan baru, wajah-wajah bahagia, tawa yang lepas dan ekspresi khawatir menjadi satu. Peserta, termasuk kami benar-benar menikmati meski perjalanan baru dimulai.

Dengan jarak kurang lebih 1 km lebih, sensasi aktivitas dengan ban ini memang menyenangkan. Apalagi melewati persawahan yang berada kanan kiri. Rata-rata waktu yang kami habiskan seharusnya menurut panitia adalah sekitar 70 menit. Bila ditambah game, bisa sampai 2 jam. 

Tiap rute yang kami lewati memiliki kedalaman yang berbeda. Paling rendah berada di angka 30 cm dan paling dalam mencapai 2 meter lebih. Yah, tidak dalam banget pikiran kami bila terjadi sesuatu kepada kami.

Foto dari Pemandu

Selama perjalanan dengan ban berlangsung, tidak banyak kendala. Tapi beberapa momen seperti ban yang merengsek ke pinggir, mau tidak mau harus kembali mengarahkan ke tengah. Karena saat ban kami ke pinggir, ada tanaman hingga ranting pohon yang menjadi tembok.

Sebagian tanaman bahkan ada yang berduri, sakit juga bila kena. Tapi itulah sensasinya. Mau tidak mau saat dekat dengan peserta lain, kami harus menarik ban mereka agar ikut ke tengah.

Sesampainya di rute akhir, sebelum kami kembali dengan mobil bak belakang, kami menyempatkan diri berfoto bersama. Semua dilakukan oleh pemandu, kami hanya perlu mengambil gaya sebebas-bebasnya.

Foto dari Pemandu

...

Saat menulis ini, tentu sudah beberapa hari kemudian, sensasinya masih sangat terasa. Bagaimana terik matahari seolah tertutupi dengan ekspresi rekan-rekan yang terkadang jail untuk menyimbur kami dengan air. 

Setelah tiba di lokasi utama, kami langsung bergegas berganti pakaian. Sebenarnya pengelola memiliki ruang ganti yang disediakan, hanya saja karena orangnya lebih banyak, ruangannya tidak mencukupi. Harus gantian tentunya.

Kami memanfaatkan keberadaan kamar ganti yang dikelola masyarakat yang bangunannya jadi satu dengan tempat makanan lain yang berada di luar tempat kami berada (tapi masih satu kawasan). Tarif pakai ruangan ganti di sana adalah 2 ribu rupiah.

Buat kamu yang ingin merasakan juga, harga sekali main river tubing dipatok adalah Rp60.000 untuk 4 orang. Bisa lebih tentunya, semisal 15 orang. 

Untuk pemesanan bisa dilakukan via online dan kegiatan ini sudah dilindungi dengan asuransi. Kamu bisa hubungi lewat google busines yang mereka kelola di sini. Lengkap dengan alamat, telepon dan dokumentasi.

Artikel terkait :

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Sego Bancakan Pawone Simbah, Tempat Makan Baru di Kota Lama Semarang

Review : Gunakan Layanan Maxim Life Massage & SPA

Apakah Shopee Video Bisa Unggah Video dari Komputer?

Berapa Tarif Parkir Inap di Bandara Ahmad Yani Semarang Tahun 2022?

Kenapa Paket Xtra Combo Flex Tidak Ada di Aplikasi MyXL ?