Artikel : Menuju Semarang Kota MICE


Mice, begitu populernya ditahun 2013 ini ditelinga kami. Mice yang berarti Meeting, Incentive, Convention, Exhibition and Even Destinations adalah program yang sarter kami dengar untuk memperkenalkan kota Semarang seperti kota - kota metropolitan yang ada di Indonesia. Sebut saja Jakarta ataupun Bali, kota terakhir selalu menjadi kiblat untuk kota di Indonesia.


Menjadikan kota Semarang sebagai kota MICE ternyata tidak mudah. Harus menggunakan sejuta ide. Semua masalah kembali lagi dari sejarah yang sudah ada dari dulu. Kami sangat tertarik dengan artikel yang diposting dalam website festivalfilmindonesia.co tentang Semarang kota MICE yang ditulis oleh Syamsudin Noer Moenadi, jurnalis dan staf pakar Lembaga Pengembangan Pariwisata Indonesia. Mungkin Anda tertarik juga untuk membacanya. Simak dibawah ini


Dalam buku Indonesia , Meeting, Incentive, Convention, Exhibition and Even Destinations (MICE) terbitan 2013 dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif , sama sekali tidak mencantumkan kota Semerang. Untuk Pulau Jawa terdapat beberapa kota yang dicantumkan sebagai tempat MICE, yakni : Jakarta, Bandung , Surakarta, Yogyakarta dan Surabaya.


Kenapa Semarang tidak termasuk ? Tentulah penyusun buku tersebut mempunyai pertimbangan tersendiri . Apakah Semarang tidak memiliki fasilitas yang memadai ? Sepertinya demikian, sebab untuk menuju kota tujuan MICE , apalagi untuk kelas dunia, diperlukan sarana yang lengkap dan memadai.


Selama dua tahun (2009- 2010) tinggal di Semarang dalam rangka mengajar di Perguruan Tinggi swasta, walau pada akhir pekan kembali ke Jakarta , saya belum melihat serta menyaksikan di kota Semarang ada event akbar yang berskala internasional, begitupun acara bersifat nasional yang diliputbanyak media.


Menuju tahun 2013 ternyata Semarang masih sepi-sepi saja dari kegiatan MICE, padahal jumlah turis asing maupun Wisatawan Nusantara terus meningkat, yang dimulai tahun 2007, pada waktu itu saja dikunjungi 16 juta wisatawan, 300 ribu di antaranya adalah wisatawan mancanegara. Tahun berikutnya, dari tahun ke tahun sampai detik ini, jumlah wisatawan yang datang ke Semarang , termasuk dari mancanegara, grafik terus naik.


Semarang, kota pelabuhan memang punya banyak destinasi, teristimewa wisata sejarah. Namun haruslah diakui di Semarang sedikit venue untuk mengelar MICE. Hal ini tentulah sangat disayangkan. Sementara Semarang punya PRPP ( Pusat Rekreasi dan Promosi Pembangunan yang justru pada bulan April – Mei tahun 2008 sempat membuat pameran internasional yaitu Print 2 Pack, Pameran Mesin Cetak dan Pameran Mesin Garmen & Tekstil yang diikuti 13 negara.


Setelah itu nyaris tidak ada kegiatan lagi, lebih-lebih yang berskala internasional. Di satu sisi pertumbuhan hotel makin banyak, yang di setiap sudut jalan pasti berdiri hotel. Sedikitnya terdapat 29 hotel berbintang dan 56 hotel melati dengan jumlah kamar hotel mencapai 2.800 kamar.


Data lain yang menarik dicatat , supaya Semarang menjadi kota MICE berkelas internasional , bahwa panjang jalan di seluruh wilayah kota Semarang mencapai 2,778, 29 km , ada sekitar 13 pasar tradisonal dan 15 pusat perbelanjaan modern. Terdapat 62 cabang bank, 385 cabang pembantu , serta 451 ATM (berdasarkan catatan saya sewaktu dua tahun tinggal di Semarang) . Pastilah sekarang ini jumlah ATM bertambah.


Bagaimana dengan transportasi ? Terminal bus antarkota , terminal Terboyo dan dua stasiun kereta api, yakni Stasiun Semarang Tawang dan Stasiun Poncol. Untuk transportasi laut ada pelabuhan Tanjung Mas dan terdapat pula terminal peti kemas. Lantas transportasi udara, sudah beroperasi terminal baru Bandara Achmad Yani.


Terminal baru itu beroperasi pada Juli 2013 bersamaan dengan dicanangkan Visit Jawa Tengah 2013. Terminal lama yang luasnya 6.000 meter persegi dengan kapasitas dua juta menumpang , jumlah penumpang yang datang dan pergi sudah tidak memadai. Maka terminal baru ini yang ditunggu kalangan airline serta industri pariwisata , luasnya 14/000 persegi dengan kapasitas penumpang sebanyak 3 juta penumpang.


Dioperasikan terminal baru ini mendorong perkembangan dan arus masuk wisatawan ke wilayah Semarang. Apalagi dibangun prasarana jalan ke terminal sepanjang 700 meter. Patut diketahui runway Bandara Ahmad Yani sekarang ini panjangnya 2.680 meter kali 45 meter. Mampu didarati pesawat berbadan lebar sekelas Boeing 747 atau Airbus 390.


Apalah arti semuanya itu jika kota Semarang enggan berbenah dalam menuju kota MICE. Kata lain sebaliknya wisatawan yang datang ke Semarang tidak hanya untuk konferensi atau meeting, melainkan berwisata , dan hal inilah yang terjadi seperti di Bali. Betapa Bali sudah menjadi kiblat untuk MICE (terhadap kota lain) di Indonesia.


Apa arti semuanya itu ? Segala sesuatunya jelas dibutuhkan persiapan , serta penataan infrastruktur yang lebih baik, apabila Semarang ingin menuju kota MICE yang berkelas internasional. Kota Semarang merupakan daerah industri perdagangan dan jasa , bagaimanapun merupakan aset yang tidak bisa dipandang remeh.


Sektor itulah yang menonjol dan berkonstribusi terbesar pada pemasukan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pada tanggal 19 Juli 2010 Soemarno Hadi Saputro dan Hendrar Pribadi dilantik sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota ( praktis saat iniHendar Pribadi sebagai Wali Kota Semarang) , mereka menuangkan visi dalam jargon Semarang Kota Metropolitan yang Religius Berbasis Perdagangan dan Jasa.


Dan untuk mewujudkan visi itu dibuatlah slogan Waktunya Semarang Setara, yang maknanya kota Semarang bisa setara dengan kota metropolitan seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan dan Palembang. Pada waktu itu (Agustus 2010 sebagaimana ditulis Majalah Swa Sembada), Soemarno Hadi Saputro merencanakan Festival Film Indonesia digelar di Semarang. Tentu akhirnya FFI sangat baik bagi Semarang.


Tentu untuk menuju Semarang sebagai kota MICE perlu menjual atau memasarkan dengan sejuta cara . Layaknya produk, sukses pemasaran kota tergantung pada strategi merancang dan mengolah keunggulan serta daya saing daerahnya. Tapi sayang, kebanyak daerah masih berhenti pada branding.. Andaikata hanya mengandalkan citra, tetap tidak ada artinya.


Apabila Semarang mau menjadi kota MICE, bagaimanapun memperlukan persiapan yang tidak seperti membalik telapak tangan. Harus ada perencanaan pemasaran matang, komprehensif dan strategis. Selain perlu ada nilai spirit tertentu, sertamerta makna itulah yang mesti ditawarkan kepada banyak pihak, tidak kecuali masyarakat, yang alih-alih Semarang siap menuju kota MICE berkelas dunia.


Sumber original : MENUJU SEMARANG KOTA MICE


...

Konta kami via email : dotsemarang [at] gmail.com

Comments

Popular posts from this blog

Sego Bancakan Pawone Simbah, Tempat Makan Baru di Kota Lama Semarang

Review : Gunakan Layanan Maxim Life Massage & SPA

Berapa Tarif Parkir Inap di Bandara Ahmad Yani Semarang Tahun 2022?

Apakah Shopee Video Bisa Unggah Video dari Komputer?

Kenapa Paket Xtra Combo Flex Tidak Ada di Aplikasi MyXL ?