Favorit

Agenda Kota Semarang Bulan September 2025

Image
September tiba, dan vibes ceria ala Vina Panduwinata kayaknya pas banget buat nyanyi di hati warga Semarang. Bukan cuma soal lagu, tapi juga tentang suka cita menyambut event tahunan yang selalu bikin Kota Lunpia ini hidup. Penasaran apa aja yang bakal ngeramein September 2025? Yuk, kita intip! Bulan Agustus kemarin, Semarang kebanjiran 40 acara yang bikin kota ini nggak pernah sepi. Nah, September ini nggak kalah seru. Dua event besar udah antre buat ngajak kamu nostalgia, jalan-jalan, sampai nyanyi-nyanyi di tengah gemerlap kota. Apa aja sih? Festival Kota Lama Semarang 2025: Nostalgia di Little Netherlands Tanggal 4-14 September 2025, kawasan Kota Lama bakal disulap jadi panggung budaya super meriah dengan tema Color of Unity. Bayangin, Gedung Blenduk dan Marba yang ikonik itu jadi latar pertunjukan seni, kuliner legendaris, sampai pameran yang bikin kamu serasa jalan-jalan ke masa lalu.  Ada Pasar Sentiling yang siap manjain lidah dengan jajanan tempo dulu, dari lumpia legenda...

Musim Penghujan, Waspada Penyakit DBD dan Diare

Akhir bulan Oktober hingga awal bulan November, hujan semakin rajin turun di Kota Semarang. BMKG sendiri memprediksi beberapa daerah akan mengalami puncak musim hujan terjadi bulan November. Waspada penyakit yang datang ini.

Dalam kegiatan bertajuk gathering selama 2 hari kemarin dari tanggal 16-17 Oktober, Dinas Kesehatan Kota Semarang mengingatkan tentang penyakit yang turun saat musim penghujan, yakni DBD dan Diare

Untuk DBD atau demam berdarah dengue, penyakit yang disebabkan nyamuk aedes aegypti ini biasanya meningkat saat musim peralihan atau pancaroba. Masyarakat diminta untuk memberantas sarang nyamuk dengan 3 M, yakni menguras, menutup dan mengubur wadah yang bisa menjadi genangan air.

Nyamuk ini, mengutip suara.com, biasanya menyerang siang dan sore hari, baik di dalam maupun luar rumah. Nyamuk Aedes berkembang biak di air yang tergenang dan jarang terbang menjauh dari 200 meter dari tempat berkembang biak.

Sedangkan penyakit Diare erat kaitannya dengan kebersihan individu. Lingkungan yang kotor menjadi salah satu penyebab penyakit ini, seperti tumpukan sampah yang mengundang banyak lalat.

Mencuci tangan yang sekarang jadi kebiasaan semenjak pandemi, merupakan salah satu cara pencegahannnya. 

Statistik 

Sesi kedua yang dibawakan oleh Kepala Bidang P2P (Pencegahan & Pengendalian Penyakit) dr. Mada Gautama, M.Kes, membawa persentasi sejumlah statistik tentang penyakit DBD.

Data yang tercatat hingga 30 September 2020 dalam slide memperlihatkan persentasi perbandingan jumlah kasus baru dari tahun 2019 dan 2020.

Bila tahun lalu, Kecamatan Tembalang rasionya paling tinggi. Maka tahun 2020, Mijen jadi yang paling tinggi.

Saat pandemi sekarang, ini jadi tantangan tersendiri. Terutama untuk pencegahannya yang juga harus memperhatikan protokol kesehatan. Masyarakat harus waspada tentang penyakit yang hadir saat musim penghujan.

Artikel terkait :

Comments

Popular posts from this blog

AMOLI, Laptop Buatan Mana?

Cara Menggunakan Kuota Pelanggan Baru XL yang Tidak Bisa Digunakan?

Agenda Kota Semarang Bulan September 2025

Kenapa Paket Xtra Combo Flex Tidak Ada di Aplikasi MyXL ?

Parkir di The Park Mall Hanya Melayani Pembayaran Non Tunai