September tiba, dan vibes ceria ala Vina Panduwinata kayaknya pas banget buat nyanyi di hati warga Semarang. Bukan cuma soal lagu, tapi juga tentang suka cita menyambut event tahunan yang selalu bikin Kota Lunpia ini hidup. Penasaran apa aja yang bakal ngeramein September 2025? Yuk, kita intip! Bulan Agustus kemarin, Semarang kebanjiran 40 acara yang bikin kota ini nggak pernah sepi. Nah, September ini nggak kalah seru. Dua event besar udah antre buat ngajak kamu nostalgia, jalan-jalan, sampai nyanyi-nyanyi di tengah gemerlap kota. Apa aja sih? Festival Kota Lama Semarang 2025: Nostalgia di Little Netherlands Tanggal 4-14 September 2025, kawasan Kota Lama bakal disulap jadi panggung budaya super meriah dengan tema Color of Unity. Bayangin, Gedung Blenduk dan Marba yang ikonik itu jadi latar pertunjukan seni, kuliner legendaris, sampai pameran yang bikin kamu serasa jalan-jalan ke masa lalu. Ada Pasar Sentiling yang siap manjain lidah dengan jajanan tempo dulu, dari lumpia legenda...
Get link
Facebook
X
Pinterest
Email
Other Apps
Review Film Melbourne Rewind
Get link
Facebook
X
Pinterest
Email
Other Apps
-
Film Melbourne Rewind rilis di bioskop tanah air tanggal 17 November 2016. Durasi yang dibawa sekitar 96 menit dengan genre drama. Untuk kategori penonton sendiri, film yang disutradarai Danial Rifky ini adalah remaja atau 13+. Berikut review filmnya.
Pamela Bowie kembali menghibur penonton dengan karakternya yang kurang lebih sama dengan saat ia bermain di film Winter in Tokyo. Karakternya? Bisa ditebak, perempuan si hidung merah. Tampak kuat tapi membuat wajahnya selalu sedih yang identik dengan warna hidung yang saya sebut sebelumnya.
Cerita
Mungkin bila tak melihat para bintang yang bermain, judul film Melbourne Rewind tidak cukup menarik buat saya. Apalagi film ini berbarengan dengan film #66 yang juga rilis dengan genre action.
Melbourne Rewind mencoba menyuguhkan suasana kota Melbourne yang sangat indah dengan balutan cerita cinta yang lumayan rumit.
Penonton langsung diajak pada sebuah pertemuan 2 orang yang terlihat canggung di awal. Perlahan, cerita masa lalu mereka, 5 tahun lalu, menjadi garis besar dari film ini untuk menjawab pertanyaan saya tentang pertemuan tadi.
Bagaimana Paula (Laura) masa Sekolah dulu dan akhirnya pindah ke Australia bersama sahabatnya. Dan pertemuan mereka karena sebuah walkman yang masih digunakan untuk memperlihatkan masa 5 tahun silam.
Mereka akhirnya jadian, Morgan Oey (Max) dan Laura. Namun, mereka juga putus. Penonton diajak bolak-balik mengumpulkan informasi secara utuh yang tanpa sadar membuat saya juga sangat penasaran.
Apa yang terjadi selama 5 tahun ditinggal Max? Sosok dokter hewan yang diperankan oleh Jovial da Lopez sebagai Evan masuk yang membuat suasana kembali menyenangkan.
Satu sisi, Laura merasa nyaman dengan kecocokan saat bersama Evan. Namun sisi lainnya, Evan berpacaran dengan Cee. Timbul pertanyaan, jadi sebenarnya ini Laura bakalan jadian sama siapa setelah Max datang kembali ke kehidupan Laura?
Saya senang Laura diperankan oleh Pamela Bowie. Karakternya sangat cocok yang membuat penonton yang duduk di depan saya bersama pasangannya ikut larut dalam kemesraan.
Teka-teki siapa yang akan jadi pasangan Laura pada akhirnya terjawab. Sebuah motivasi dari Ibu Laura yang diperankan Olga Lydia cukup memberi jawaban tentang kisah akhir film ini, cinta itu butuh keberanian dan pengorbanan.
Pemain film Melbourne Rewind
Bila sebelumnya di duetkan dengan Dion di film Winter in Tokyo dan ada juga Morgan, kali ini Pamela harus diduetkan langsung dengan Morgan sebagai tokoh cerita utama.
Hadirnya Jovial da Lopez sebagai tokoh pria lain yang biasa dikenal sebagai Youtuber juga ini sangat menarik. Karakternya berbanding terbalik dengan Max yang lebih kalem.
Pamela memang tidak seseksi Aurelie Mauremans dari paras dan tubuh, tapi untuk genre film drama romantis, saya selalu menyukai wajahnya yang sangat menjiwai peran. Termasuk ciri khas dengan hidung merah bila adegan sedih.
Ada juga Olga Lyda yang lama tak melihatnya di film bioskop beberapa waktu belakangan. Perannya tak diragukan dan tetap masih punya aura kecantikan.
Gambar
Rapi Films sebagai produksi, tak perlu diragukan bagaimana perusahaan ini membuat sebuah film. Melbourne Rewind sudah sangat baik disajikan, apalagi dibalut dengan suasana kota Melbourne.
Bila melihat hampir semua lokasi yang digunakan untuk pengambilan gambar, sepertinya ini termasuk bagian promosi wisata. Dugaan saya lumayan sedikit benar bila melihat kerjasama mereka dengan bagian Pariwisata di sana.
Penonton bukan saja mendapat cerita menarik dan sedikit berbeda dari yang biasa. Beberapa bangunan megah dengan nuansa kota lama disulap terlihat hidup. Plus pemandangan dari atas dengan balon udara.
...
Akhirnya saya menemukan sebuah cerita cinta yang berbeda, meski saya baru tahu bahwa flm ini diadopsi dari sebuah novel. Entah, apakah sebelumnya juga ada. Tapi untuk ini, saya beri rating yang dapat Anda lihat dibagian akhir tulisan saya.
Sangat jarang, wanita mengejar pria untuk dijadikan sebuah cerita. Meski ada, bisa dihitung. Kira-kira, Pamela akan tetap mempertahankan karakternya sebagai pemain wanita romantis di film selanjutnya, atau .. *jawab sendiri.
Wah, udah tayang filmnya. Nunggu hari Senin biar murah, semoga belum turun layar :D Ngomong-ngomong, ini film ketiga adaptasi dari novelnya Winna Efendi setelah Refrain & Remember When. Keren ya?
Platform belanja online beberapa bulan terakhir ini mendadak dibanjiri laptop merek bernama AMOLI. Yang berkesan dari merek baru ini adalah warna tampilannya yang menarik perhatian kami. Apakah ini alasan kami membawanya ke blog dotsemarang? AMOLI? Nama yang masih sangat asing ditelinga namun sudah menyebar ke mana-mana di platform jual beli online seperti shopee . Terutama saat menyelesaikan tugas check-in aplikasi yang ingin mengejar rupiah semata. Laptop AMOLI buatan mana? Saat kami cari tahu, kalimat di atas muncul dalam pencarian. Perkiraan pasti mengarah ke negara China. Namun itu belum menjawab rasa penasaran kami sebelum mendapatkan data yang pasti. Setelah mengubek-ubek Google hingga Instagram, hasilnya masih nihil. Nih merek sulit banget dicari apa?! Hampir saja kami menyerah . 🥲 Akhirnya kami tiba di TikTok dengan id @amoli_laptop . Akun tersebut bukan official resmi sepertinya karena isinya berbahasa Indonesia. Meski begitu, akun tersebut adalah referensi karena memang fok...
Akhirnya kami merasakan juga keresahan sebagai pengguna XL Axiata usai menjadi pelanggan baru sejak awal tahun tentang kuota yang tidak bisa digunakan. Padahal kuota internetnya sangat besar dan itu bonus yang jadi hak pelanggan. Setelah dimanjain kuota melimpah dengan harga murah , kebahagiaan yang dirasakan mendadak sirna karena sisa bonus pelanggan baru atau bonus aktivasi sulit diakses. Berbagai cara dilakukan, termasuk membeli paket kuota baru. Hasilnya? Pulsa kami yang malah kesedot. 😓 Kuota pelanggan baru yang ada di paling bawah (lihat gambar di atas) saat mengecek aplikasi MyXL tetap tidak bisa digunakan. Pasrah dan berharap ada keajaiban, meski nyatanya tidak kunjung tiba. Caranya Solusinya ditemukan usai usaha tak kelah lelah kami mencari di mesin Google. Ternyata caranya sangat mudah, mengingat bahwa saat kami membeli nomor baru XL adalah buat dipakai di modem sebagai WiFi. Oalah begitu doang, sambat dalam hati kami. Dan seketika semuanya berjalan normal kembali meski akh...
September tiba, dan vibes ceria ala Vina Panduwinata kayaknya pas banget buat nyanyi di hati warga Semarang. Bukan cuma soal lagu, tapi juga tentang suka cita menyambut event tahunan yang selalu bikin Kota Lunpia ini hidup. Penasaran apa aja yang bakal ngeramein September 2025? Yuk, kita intip! Bulan Agustus kemarin, Semarang kebanjiran 40 acara yang bikin kota ini nggak pernah sepi. Nah, September ini nggak kalah seru. Dua event besar udah antre buat ngajak kamu nostalgia, jalan-jalan, sampai nyanyi-nyanyi di tengah gemerlap kota. Apa aja sih? Festival Kota Lama Semarang 2025: Nostalgia di Little Netherlands Tanggal 4-14 September 2025, kawasan Kota Lama bakal disulap jadi panggung budaya super meriah dengan tema Color of Unity. Bayangin, Gedung Blenduk dan Marba yang ikonik itu jadi latar pertunjukan seni, kuliner legendaris, sampai pameran yang bikin kamu serasa jalan-jalan ke masa lalu. Ada Pasar Sentiling yang siap manjain lidah dengan jajanan tempo dulu, dari lumpia legenda...
Setelah driver Gojek mengantarkan kami pukul 3 dini hari, akhirnya kami masuk ke pool Citytrans Semarang yang berada di jalan Pandanaran. Dalamnya cukup luas, lebih luas dari bayangan kami selama ini yang hanya sering melewatinya. Kami menggunakan layanan transportasi ini untuk ngejar event ASUS di Jogja bulan Agustus kemarin. Ini adalah pertama kalinya kami menggunakan Cititrans, dan sungguh pengalaman yang sangat berharga. Pool yang Nyaman Setelah konfirmasi tiket online yang kami pesan lewat Shopee, kami duduk menunggu di ruang tunggu yang nyaman. Fasilitas seperti colokan listrik membuat kami agak tenang, terutama karena hape Zenfone 5 kami sudah rewel kapasitas baterainya. Kami juga menikmati fasilitas lain seperti dispenser air galon yang bisa diambil dan toilet yang bersih. Ruang tunggu yang masih sepi pada jam setengah 4 pagi membuat kami sedikit deg-degan. Tapi setelah satu persatu orang-orang berdatangan, kami jadi lega bahwa kami tidak sendirian nantinya. Shuttle yang Tepa...
Rasanya sudah biasa (normal), mal-mal sekarang hanya melayani pembayaran parkir kendaraan tanpa uang fisik. The Park Mall Semarang pun menerapkan hal yang sama. Namun meski begitu, pengguna kendaraan roda dua memiliki alternatif lain. Mari bicarakan itu nanti, fokus di pembayaran non tunai untuk kendaraan roda dua. Bagaimana dengan roda 4? Ya, sama saja. Pokoknya masuk ke bangunan parkir di The Park Mall, harus pakai pembayaran non tunai. Siapkan kartu pembayaran non-tunai Parkir di The Park Mall Semarang hanya melayani 2 kartu pembayaran non tunai, seperti Flazz BCA dan e-money. Oh, bukan 2 ternyata . Kartu Brizzi dari BRI juga bisa, termasuk Tap Cash dari BNI. Jadi, ada 4 kartu yang dapat dilayanin di sini. Karena pengalaman kami lebih untuk kendaraan roda dua, maka gambar yang kami tampilin di sini adalah suasana parkir roda dua. Yang belum tahu atau baru pertama kali ke The Park Mall menggunakan sepeda motor, parkirnya masuk sisi kiri. Cari saja arah masuk kendaraan masuk. Te...
Wah, udah tayang filmnya. Nunggu hari Senin biar murah, semoga belum turun layar :D
ReplyDeleteNgomong-ngomong, ini film ketiga adaptasi dari novelnya Winna Efendi setelah Refrain & Remember When. Keren ya?
Iya.
DeleteBelum turun dong, peminatnya banyak kok.