Review Film The Doll 2


Film The Doll 2 rilis tanggal 20 Juli 2017 di bioskop-bioskop tanah air. Membawa durasi 116 menit dengan batas usia penonton 17 tahun ke atas, film produksi Hitmaker Studios ini membawa wajah-wajah baru seperti Luna Maya dan Herjunot Ali.

Sukses yang pertama dengan pencapaian setengah juta penonton, membuat The Doll diharapkan mampu menembus angka 1 juta di versi keduanya. Apalagi genre film Horor Indonesia sedang mendapatkan panggung tahun ini yang sudah mendapatkan lebih 1 juta, bahkan 2 jutaan.

Setelah menyaksikan film ini saat rilis pertama kali, The Doll 2 tidak bercerita yang berkaitan dengan yang pertama. Ibaratnya berganti cerita namun sedikit bumbu-bumbu film sebelumnya yang tetap dimasukkan.

Kehilangan ikon

Entah apa yang dipikirkan sutradara merangkap penulis dan juga produser, Rocky Soraya mengganti pemeran utamanya yang bermain di film The Doll pertama. Shandy Aulia bagi kami merupakan ikon film Horor yang dinanti karna aktingnya yang selalu terlihat lugu tapi manis. Dan siapa pun pendampingnya, kami pasti menyukainya. Khususnya Denny Sumargo.

Masuknya pasangan baru, Maira (Luna) dan Aldo (Junot), membuat film ini kehilangan sesuatu yang biasa kami harapkan. Mungkin demi kesegaran cerita, film ini memang butuh ikon baru. Dan semisal ada yang ketiga, apakah juga akan ada pasangan baru lagi?

Ketika ikon horor Indonesia tidak bermain, mungkin ada kepentingan lain, film ini setidaknya masih ada harapan dengan hadirnya Sara Wijayanto yang berprofesi sebagai paranormal. Pasangan dari Demian Aditya ini sebelumnya juga bermain di film pertamanya. Sayang akting di film kedua ini, kami tidak menemukan sesuatu yang menarik seperti sebelumnya.

Praktis, film ini didominasi akting keluarga baru yang memiliki anak dengan boneka yang selalu dibawah kemana-mana. Kami harus memaklumi tentunya sebagai penonton.

Cerita yang lebih banyak drama

Soal cerita, sepertinya kali ini kami kurang menyukai meski hari kedua film ini tayang di Semarang, The Doll 2 mendapatkan banyak pemutaran di beberapa bioskop. Bila melihat antusias jumlah bioskop, ini berarti filmnya banyak yang menyukai.


Bila The Doll pertama konflik lebih banyak bercerita tentang boneka, maka film keduanya ini benar-benar melebar kemana-mana. Ceritanya lebih banyak drama, dan boneka tidak banyak terekspos di sini.

Satu pemeran yang sebelumnya tidak diperhitungkan dan terlalu aneh untuk menjadi aseisten rumah tangga karna bagi kami, ia begitu cantik, malah menjadi benang merah dan masalah dari semua yang ada.

Junot yang dari sisi film kami menyukai sebagai pria pemberani dan gokil, tidak banyak terekspos untuk perannya kali ini. Bukan kami benar-benar membenci film ini, tapi sepertinya memang kami, bila melihat para pelajar yang berada disamping kami sangat bersemangat menonton. Hanya saja, Junot tidak cocok kali ini.

Ditambah Luna Maya, malah perannya sebagai ibu, kami merasa juga tidak cocok. Malah saat ia kerasukan, di sanalah kami menemukan peran Luna Maya yang sebenarnya. Maaf, kak Luna ☺ 

Keluarga mungil ini akhirnya terkena musibah dan membuat si anak meninggal. Karna kesedihan yang begitu mendalam, si Ibu tergiur untuk memanggil si anak dengan cara mistis. Setidaknya melihat Luna Maya nembang di sini.

Ketika berpikir kejadian mulai menyeramkan dan meneror pasangan suami istri ini, malah ada bagian cerita lain yang tersambung dan di sinilah kami tidak melihat boneka ini begitu ditakuti. Selain matanya yang bergerak ke kanan.

Tokoh kunci

Tidak dipungkiri bahwa film Horor memang selalu menarik penonton, terutama generasi Millenials. Meski sudah diberitahu film ini memiliki batas umur 17 tahun ke atas, film ini tetap saja ditonton remaja. 

Bicara para pemain di film The Doll 2, kami sangat tertarik dengan Yani, nama asisten rumah tangga (baca pembantu) di keluarga ini. Aktris yang memerankannya adalah Ira Ilva Sari, wanita cantik yang juga model ini adalah wanita kelahiran 1998- Banten.

Saat bermain, ia lebih banyak terlihat bekerja. Wajahnya yang cantik dengan pakaian yang sepertinya tidak mencerminkan sebagai asisten rumah tangga, kami pikir ini salah ngambil karakter.

Ternyata benar juga. Yani menjadi tokoh kunci film The Doll 2 yang membuat banyak ketegangan karna aksi teror hantu si anak yang ingin membalas dendam kepadanya.

Sebuah kondisi yang menyebabkan kemarahan bagi keluarga dan si anak yang telah menjadi roh penasaran di dalam boneka. Ini benar-benar menarik.

Boneka yang benar-benar menakutkan, apakah tidak apa-apa?

Ini pertanyaan kami saat melihat Kayla, anak mereka, memiliki boneka yang dipanggil Sabrina. Bonekanya dari awal sudah serem, masa mereka tidak takut dan menganggap itu lucu.

Tapi tetap saja paling serem adalah si anak yang kembali meski boneka yang dihadirkan memiliki wajah serem, menurut kami sih.

...

Film The Doll 2 memang menyeramkan, tapi tetap saja kami kehilangan ikon sebenarnya di film ini. Cerita yang lebih fresh dihadirkan guna memberikan sesuatu yang baru, meski pada akhirnya cerita tidak berfokus pada boneka sebenarnya.

Apakah The Doll 2 bakal mendapatkan sukses besar, seperti 1 juta penonton? Menurut kami bisa saja, bila melihat agresifnya film ini di Semarang buka di beberapa bioskop. Horor masih sangat favorit untuk ditonton.

Artikel terkait :
Informasi Kerjasama
Hubungi lewat email dotsemarang@gmail.com
Atau klik DI SINI untuk detail lebih lengkap

Comments

Popular posts from this blog

Sego Bancakan Pawone Simbah, Tempat Makan Baru di Kota Lama Semarang

Berapa Tarif Parkir Inap di Bandara Ahmad Yani Semarang Tahun 2022?

Review : Gunakan Layanan Maxim Life Massage & SPA

Parkir di DP Mall Kini Hanya Melayani Pembayaran Non Tunai

Apakah Shopee Video Bisa Unggah Video dari Komputer?