Review Film The Doll


Film The Doll rilis tanggal 27 Oktober 2016. Durasi yang dibawa sekitar 104 menit dengan kategori umur dewasa atau 17+. Apakah genre horor yang dibawa bisa menarik perhatian?

Hitmaker Studios kembali menawarkan film bergenre horornya kepada penonton. Rumah produksi film yang didirikan tahun 2012 ini biasa mengeluarkan film yang membuat penonton selalu histeris. Kecuali 1 film yang tidak bertema non-horor.

Duet Shandy Aulia & Denny Sumargo

Sebelum saya menceritakan pengalaman saya menonton film The Doll, terlebih dahulu kita melihat siapa para bintang yang bermain untuk film yang disutradarai oleh Rocky Soraya, merangkap produser juga.

Selalu menyenangkan melihat siapa duet Shandy Aulia yang film-filmnya akhir-akhir ini selalu identik dengan horor. Kalau nggak Boy William, pasti Denny Sumargo.

Nama aktor pria yang saya sebut terakhir tersebut sudah beberapa kali bermain dengan Shandy. Seperti film 308 dan Mall Klender. Siapa yang terbaik diantara mereka? Tentu, saya harus memikirkan lebih keras dahulu. Yang jelas, selama Shandy bermain dengan genre horor, saya pasti usahakan untuk menontonnya.

Cerita

Saya tidak menyangka sambutan film ini di Semarang sangat positif. Jam pemutaran pertama hari pertama tayang, setengah jumlah tempat duduk di dalam teater sudah penuh semua. Jadi saat melihat ekspresi mereka menonton ketakutan itu memberi warna tersendiri.

Di awal film, penonton diberikan sebuah intro. Shandy yang berperan sebagai Anya, istri dari Denny yang berperan sebagai Daniel, belum dimasukkan. Lumayan memakan durasi sebenarnya tapi ketegangan sudah dibuat namun masih sedang.

Cerita awal tadi merupakan awal perkenalan boneka yang nantinya bakalan membuat penonton disebelah saya, pria, selalu menutup wajahnya dengan topi ini sepanjang film. Geli lihatnya, apalagi ia menonton bersama temannya, pria juga. 

Seperti film barat yang sering saya tonton memberi awal ketegangan, kemudian langsung datang, begitu juga film The Doll. Masuknya Anya dan Daniel yang merupakan pasangan suami istri mulai berkisah tentang rasa bahagia mereka yang dijalani. Kebahagiaan yang membuat saya dan penonton merasa iri karena keduanya memiliki chemistry yang sangat baik.

Setelah memutuskan pindah ke Bandung karena sebuah pekerjaan, kisah keduanya mulai berubah. Ketegangan demi ketegangan yang dibalut suara musik yang Indonesia banget kalau buat film Horor mampu membuat suara penonton dalam studio lebih ramai (ketakutan).

Boneka, yang sudah meneror di awal film, kembali hadir diantara mereka. Daniel lupa bahwa keberaniannya menebang pohon yang ada bonekanya tersebut membuat kebahagiaan keluarganya jadi terganggu.

Untuk membuat suasana film lebih hidup, Anya yang memiliki tetangga depan rumahnya yang baru sering terlibat dengan obrolan tentang mistis. Dan bagaimana mempertegas pengaruh boneka tersebut yang sangat berbahaya.

Teror terus terjadi, dan jalan terakhir adalah memanggil orang yang dulunya bisa membuat boneka tersebut bisa kembali berhenti menakuti.

Saya sempat berpikir tentang film horor religi dari Malaysia yang kemarin menembus Indonesia. Beberapa ustad yang menemani Sara Wijayanto sebagai orang yang ditugasi mengusir penghuni boneka tersebut saya pikir bisa mengilhami ide saya, ternyata tidak.

Benang merahnya ternyata baru ketahuan dibagian akhir bagaimana sebenarnya kisah ini sangat terhubung. Dari sini, para penonton bisa kembali merasa tenang. Alur cerita sedikit santai.

...

Melihat sambutan penonton di Semarang yang sangat positif dan para bintang yang bermain, saya berharap bisa mendapatkan lebih dari film The Doll. Namun harus diakui, film ini sedikit mengingatkan saya dengan film horor barat yang kemarin sempat ramai yang juga bertema boneka.

Ya jadinya harapannya kurang dapat. Untuk menggambarkan film ini secara keseluruhan dapat dilihat dari nilai yang kofindo berikan di bawah ini. Jangan harap melihat boneka bergerak meski saya berharap bonekanya bisa bergerak.

Tapi tetap, Anda harus menonton film ini bisa sempat. Anda tidak inginkan pikiran Anda terus mengatakan bahwa film horor Indonesia masih seperti dulu, yang nampilin wanita seksi saja.

Rating : 6.9

Artikel terkait :

...

Informasi Kerjasama

Hubungi lewat email dotsemarang@gmail.com
Atau klik DI SINI untuk detail lebih lengkap

Comments

Popular posts from this blog

Sego Bancakan Pawone Simbah, Tempat Makan Baru di Kota Lama Semarang

Review : Gunakan Layanan Maxim Life Massage & SPA

Berapa Tarif Parkir Inap di Bandara Ahmad Yani Semarang Tahun 2022?

Apakah Shopee Video Bisa Unggah Video dari Komputer?

Kenapa Paket Xtra Combo Flex Tidak Ada di Aplikasi MyXL ?