5 Ciri Kampus Generasi Millenials Indonesia


Terinspirasi dari majalah Mix edisi Mei 2016 tentang generasi Millenials, dotsemarang ingin mencoba sedikit menggali potensial kampus yang ada di Semarang terutama media sosial. Jujur saja, konten kampus rupanya tidak banyak di blog dotsemarang.

Saat ini, melihat spanduk-spanduk bertebaran di pinggir jalan dengan menaruh akun media sosial sudah lumrah rasanya. Itu semacam pemandangan biasa. Bahkan, pihak Sekolah pun sudah melakukannya. Bagaimana dengan kampus?

Sebelum mengulas artikel gaya promosi kampus lewat spanduk yang mencantumkan media sosialnya, dotsemarang ingin mengenalkan 5 ciri kampus generasi Millenial Indonesia. Generasi yang lahir tahun 1980-2000an. Seperti apa?

1. Heavy digital campaign.

Berkomunikasi dengan Generasi Millenials dinilai lebih efektif menggunakan media digital mengingat mereka adalah pengguna gadget yang fanatik.

2. Kampus cukup kental orientasi entrepreneurship-nya

Karena bagi generasi yang saat ini berusia 15-34 tahun, gaji tinggi dan menjadi karyawan di perusahaan mentereng tidak lagi menjadi daya tarik masa depannya. Kemudahan, terutama di dunia digital, dan cerita-cerita sukses para startup, menjadikan generasi ini lebih tertarik menjadi entrepeneur.

3. Kampus menawarkan aneka pengalaman baru

Karena bagi Generasi Millenials, sukses tercermin dari seberapa banyak pengalaman hidup mereka. Semakin banyak mereka melakukan kegiatan-kegiatan unik, maka mereka merasa dirinya semakin sukses pula. Mereka lebih menghargai pengalaman-pengalaman dibandinginkan sekedar material, baik itu berupa uang maupun benda.

4. Kampus menganut azas transparan dan otentik

Generasi Millenials amat mengapresiasi otentitas. Generasi ini cenderung berbagi segalam momen kehidupannya melalui media sosial, namun konten yang mereka suka adalah yang live time dan otentik.

5. Kampus rajin menyelenggarakan program/event

Atau kegiatan kampus dan men-share report-nya di media sosial populer seperti Twitter, Instagram, Path, dan Facebook. Generasi Millenials pada umumnya takut kudet (kurang update), takut merasa tertinggal akan peristiwa di sekitarnya.

Mereka amat sering mengecek perangkat selulernya, hanya untuk mengetahui aktivitas apa saja yang sedang dilakukan oleh teman-teman mereka.

Sumber : Majalah Mix Mei 2016

...

Sudah saatnya pihak kampus atau juga sekolah menggarap media sosial lebih serius. Bukan sekedar menaruh saja dan membiarkan update sesuka hati.

Melihat ciri diatas, kampus dapat menjadikan ini sebagai rekomendasi atau pelajaran yang dapat dipetik sebagai bahan memanage akun-akun media sosial yang dibuat secara resmi dari kampus.

Berikutnya, saya ingin melihat bagaimana media sosial kampus yang telah digunakan dan ditaruh dibeberapa spanduk yang ada di jalan-jalan.

Artikel terkait :
Informasi Kerjasama
Hubungi lewat email dotsemarang@gmail.com
Atau klik DI SINI untuk detail lebih lengkap

Comments

Popular posts from this blog

Sego Bancakan Pawone Simbah, Tempat Makan Baru di Kota Lama Semarang

Berapa Tarif Parkir Inap di Bandara Ahmad Yani Semarang Tahun 2022?

Review : Gunakan Layanan Maxim Life Massage & SPA

Parkir di DP Mall Kini Hanya Melayani Pembayaran Non Tunai

Apakah Shopee Video Bisa Unggah Video dari Komputer?