Review Film Abdullah v Takeshi


Film Abdullah v Takeshi resmi meluncur ke bioskop Semarang pertama kali tanggal 24 Maret 2016. Awal saya suka film ini dan memutuskan menonton karena video trailernya yang menarik.

Berdurasi 87 menit, harapan untuk mendapatkan tawa lebih banyak sudah disematkan saat melihat nama pemainnya adalah Ahmad Kemal Palevi. Maklum, anak Stand UP. Sudah jaminan tentunya. Apalagi dalam film ini, Kemal menjadi sutradara, penulis plus pemain.

Harapan yang terlalu tinggi

Saya yakin ceritanya sangat menarik dan berbeda, meski pada akhirnya diplesetin sama film yang ngetop di televisi. Beberapa pemain utama pun semua good looking. Ada Dion dan Nasya Marcella. Jadi jaminan buat mendongkrak film yang Produksi MVP Pictures ini.

Namun harapan yang terlalu tinggi tersebut tidak sesuai ternyata. Banyak adegan yang terlalu dipaksa sehingga suara tawa penonton di dalam bioskop tak begitu nyaring terdengar. Ini sangat disayangkan sekali memang.

Cerita

Kalau membaca ceritanya secara keseluruhan, film ini ingin memberitahukan tentang perasaan dua anak yang tertukar dari lahir hingga menjadi dewasa. Saat dewasa, keduanya baru menyadari dan mencoba bertukar kembali kepada keluarnya masing-masing. Sayang, itu tidak bisa juga.

Selain mengangkat kisah dua pemain utama, Abdullah dan Takeshi, film dengan kategori film diatas 17 tahun ini juga mengangkat kisah asmara. Polemik muncul saat keduanya jatuh cinta pada orang yang sama. Dan kekonyolan-kekonyolan untuk membangkitkan suasana pun dikeluarkan.




Pada akhirnya, penonton tidak menemukan sesuatu yang dipikirkan. Kehidupan bahagia, mencintai orang yang disayang dan kembali menjadi anak asli kedua orang tuanya.

Jualan Jepang

Meski menurut kofindo film ini gagal dalam mengangkat antusias, sisi lainnya yang dapat dieksplor adalah suasana negeri Jepang. Tren film Indonesia sepertinya belum berubah. Jualan negeri tetap menjadi daya pikat.

Jadi ingat film Wa'alaikummussalam Paris yang sudah ditonton. Sebenarnya film ini menurut Kofindo lebih baik dari sisi antusias dan jualan pemandangan, tapi nasibnya naas. Bertahan belum sepekan. Padahal tidak ada tanda-tanda pengurangan jam pemutaran.

...

Meski film diperuntukkan buat 17 tahun keatas, film ini tetap menjadi daya pikat buat penonton terutama kaum remaja. Hadirnya Kemal, genre komedi dan suasana Jepang, rasanya alasan film ini dapat bertahan hingga tulisan ini dibuat (31/3), karena faktor tersebut.

Ya, film Abdullah v Takeshi menjadi satu-satunya film lawas yang menemani dua film baru yang tayang kamis ini,  Raksasa dari Joga dan Oops! Ada Vampir.

Artikel terkait :
...

Informasi Kerjasama

Hubungi lewat email dotsemarang@gmail.com
Atau klik DI SINI untuk detail lebih lengkap

Comments

Popular posts from this blog

Sego Bancakan Pawone Simbah, Tempat Makan Baru di Kota Lama Semarang

Review : Gunakan Layanan Maxim Life Massage & SPA

Berapa Tarif Parkir Inap di Bandara Ahmad Yani Semarang Tahun 2022?

Apakah Shopee Video Bisa Unggah Video dari Komputer?

Kenapa Paket Xtra Combo Flex Tidak Ada di Aplikasi MyXL ?